Rabu, 24 November 2010

Produk GAGAL

Diposting oleh V.I.P di 19.45 2 komentar
HAHAHAHA

Produk gagal. kue buatan gue. haha. mau ketawa ngakak liat hasilnya. siapa suruh buat tanpa perencanaan.benar-benar menggelikan. wahahahahahha. ihh. malu gue ahh. LOLROFLMAO

Minggu, 21 November 2010

21 November 2010

Diposting oleh V.I.P di 00.32 0 komentar

haha :p


jump..jumpp.. jump xDD

soul..soull..soull

humphhh. hari ini mengasyikkan teman". saya senang punya teman kayak kalian. makasih buat yang udah nyeburin gue ke laut. 21 november 2010 with soulerr. bakar" biarpun gajelas rasanya. yaa. makasi deh yang uda susah" masaknya. es kelapa yang nggak semanis gue. *haha* makasi juga yang uda bawa *soalnya gratis*. dari proses awalnyaa, dipanjat duluu, dibelah, dikerokin dan tetek bengeknya itu yang merepotkan. dan maap kalo gue datengnya telatt, dan pulangnya duluaann. itupun gue udah kedinginan banget xDD
Atraksi cebur"an yang melelahkan. dari tayangan perdana, nyeburin yang paling ringan diantara kita Raudhatun "odah" nissa itu. sukses abis karena gag ada perlawanan. yang keduaa, ketigaa, keempat, kelima dan seterusnyaa gue nggak inget itu siapaa. soalnya beruntun tuh yang diceburin. sampe akhirnya hampir kami semua basah. hanyalah Angela V.P , Ety Kuswardianty, Islami Jihadiah, dan si bendahara kelas Enny Tri Utamii yang belum basah. walopun gue uda basah sebenrnya *celananya doank tapi* . ternyata mereka nggak terima.
giliran gue udah nggak bisa berkutik lagi. dari yang paling besar badannya nyeret gue. didorong-dorongnyaa, dipegang sekuat tenaga, dan diangkatnyalah badan gue yang lumayan big ini. perlawanan demi perlawanaan, sudah memberontak sekuat tenaga. tapi gue tetep kalah sama mereka. waktu mereka ngangkat gue dan leluasa nyeburin gue ke laut. huh. basah semua. merekaa menyebalkan.
Tapiii. makasiiihh banget buat moment ini. gue nggak akan lupain. hari ini asik banget. sayang semua anggota souler nggak bisa ikut. kalo nggak pasti bakal seru banget. ditunggu yaa kisah beginii selanjutnya soulerr. love u alll xDD

Minggu, 14 November 2010

Kisah Indah di Penghujung SMA

Diposting oleh V.I.P di 23.17 0 komentar

teeeettt…teeettt..teeeett” bel masuk SMA Pembangunan berbunyi. Tapi Risti masih saja dijalan sambil menghabiskan sarapannya yang nggak sempat dimakannya.

“Pasti telat” dumel Risti dalam hati. Alhasil benar saja. Baru masuk gerbang sekolah. Jam digital sebesar papan reklame yang sengaja ditaruh oleh Pak Satpam yang ngerri abis itu tepat didepan gerbang menunjukkan jam 07.35. Sekolahnya tercinta, yang sangat disiplin dan benar-benar akan memberikan hukuman bagi siswa-siswinya yang tidak datang tepat jam 07.30

Maksud hati ingin menyelinap masuk tanpa ketahuan sama si Pak Satpam, Risti berjalan pelaaannn sekali dengan gerakan mengendap-ngendap seperti maling. Buru-buru dia melangkah, tapi tetap sajaa.

“Hehhh. Kamu yang pake tas merah.Mau kabur yaa.” Teriak Pak Satpam lantang. dengan tatapan yang puas tetapi mematikan itu. Untung saja bukan untuk pertama kalinya ini dia telat. Jadi nggak perlu pucat ngeliat itu mukanya Satpam.

“HHrrrggh. Sial. Kok itu bapak tau aja sih” dumel Risti pelan, dan perlahan dia membalikkan badannya. Dilihatnya Satpam yang sudah mengabdi pada SMAnya ini sudah entah berpuluh-puluh tahun lamanya.

“Ehh. Bapak.” Jawab Risti nyengir.

“Cepat tulis namamu didaftar telat” kata Pak Satpam sangar.

“Yaahh. Si Bapak, baru juga telat 5 menit pak. Kalo Bapak nggak nyandra saya disini sekarang. Mungkin saya uda duluan masuk kelas daripada guru saya Pak. “ Jawabnya buang malu.

“Aaahh. Nggak ada alasan. Pokoknya cepat tulis nama kamu. Lalu pungut sampah yang ada disekitar ruang Kepala Sekolah. Baru saya beri kamu surat ijin masuk” Kata si Pak Satpam. Hhrrggh. Apa mau dikata. Dengan gesit dia memungut sampah disekitar ruang Kepseknya itu Yaa. Formalitas aja lah. Satu dua biji sampah dipungutnya. Lalu dia cepat-cepat menghampiri itu Pak Satpam.

“Pak. Udah” katanya singkat.

“Hmm. Yasudah. Ini surat masuknya” jawab si Pak Satpam seraya memberikan secarik kertas yang nggak lebih besar dari kartu pelajarnya.

“Makasih Pak.” Ucap Risti berpura-pura berterima kasih dengan senyum yang dipaksakan. Padahal didalam hatinya dongkol banget. Cepat-cepat dia berlari secepat mungkin. berlari menuju ke kelasnya XII IPA 2.

Dengan langkah tergopoh-gopoh dia masuk kekelasnya. Mengetuk pintu. Tentu saja Bu Ningsih guru fisikanya udah nyampe duluan, dan untungnya pas masuk pas absen Risti yang disebut, jadi nggak masuk hitungan terlambat dh. *bersyukur banget*.

Sambil mendengarkan Bu Ningsih menjelaskan. Matanya menangkap sesuatu di laci temannya yang duduk didepanya. Buku kecil dan tipis.

“Ehh. Chaa.” Chacha pun menoleh.

“Kenapa?” Tanya Chacha.

“Liat buku yang dilaci mu donk” kata Risti setengah berbisik. Chacha pun memberikan buku itu ke Risti.

Dipandangi buku itu oleh Risti. Ohh. Ternyata ini novel pikir Risti. Tipis banget, kecil lagi. Kalau dia mau membacanya paling sebentar aja. Pikir Risti. Dari jendela SMP karangan Mira W. dilihat dari covernya nggak menarik, Cuma gambar jendela, dibaca sinopsisnya juga nggak menarik-menarik banget.

Karena keboringannya belajar Fisika. Dibacanyalah novel itu, dan lama-lama dia tertarik juga untuk meneruskannya. Sampai jam pulang sekolah tiba, novel itu tak kunjung juga selesai. Mau dibawa pulangnya, tapi Chacha belum selesai juga bacanya. Yaa. Diterusin besok aja deh, pikir Risti.

Keesokan harinya, Risti nggak telat lagi kesekolah. Dia kapok dikerjain sama itu Pak Satpam. Teman-temannya yang kemarin melihat Risti membaca novel jadi ikut-ikutan. Humphzz. Dasar pelajar, waktunya belajar malah baca novel, Risti jadi tertawa sendiri, melihat satu gengnya dia semua baca novel dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Risti masih dengan Dari Jendela Smp nya itu, Mariy teman sebangkunya yang baca novel dengan tebal 285 halaman berjudul Cewek , dan Jiyaa yang konsen dengan Be My Sweet Darling novel kepunyaan Risti. 3 orang sekawan yang sudah sekelas dari masih kelas 1 SMA sampai mereka mau lulus begini. Yang selalu masuk kelas yang katanya unggulan, padahal ya beginilah kerjaan mereka, hanya selalu santai tanpa memikirkan beban mereka yang sebenarnya berat banget. Risti, Mariy, dan Jiya duduk berjajar membaca novel dikelas. Konsentrasi pada buku yang dibaca mereka masing-masing dengan ekspresi yang aneh-eneh pula.

“Iiiihh. Aku nggak suka nih sama Marshanya. Gaya betul.” Celetuk Jiya yang geram membaca novel yang dipegangnya itu.

“Iya nih Ya. Ini novel juga ngeselin ceritanya. Nggak jelas tau-tau kok begini.” Sambung Risti yang juga geram membaca novelnya mba Mira W ini. sedangkan Mariy adem ayem aja

Baca novelnya yang Cewek . novel karangan mba Esti Kinasih itu emang Top Care deh. Soalnya Risti sama Jiya udah pernah baca novel itu, dan emang ceritanya seru abis.

Beberapa jam kemudian, mereka masih dengan kesibukan yang sama. Ketidakadaan guru membuat mereka semakin leluasa membaca. Tanpa menghiraukan sekitar. Mereka tetap saja membaca. Risti bahkan bacanya sambil senyum-senyum sendiri. Sampai keheningan yang Cuma dimiliki mereka bertiga pun terpecah.

“Aaahhh. Apa-apaan novel ini. kok nggak ngenakin betul endingnya. Nggak jelas.” Keluh Risti sambil ngomel-ngomelm sendiri yang sudah selesai duluan bacanya. Kedua temannya itu tidak menghiraukannya karena sedang seru-serunya dengan novel masing-masing.

Begitulah kegiatan anak IPA 2 yang 3 orang itu. Belajar malas, turun sekolah pun juga hanya seperti formalitas. Tapi kenapa masuk kelas unggulan. Mereka sadar sebenarnya, nggak pantes mereka masuk dikelas itu. Terutama Risti, dia nggak punya prestasi yang menunjang masuk dikelas itu. Tapi kenapa selalu masuk, dan kenapa nilainya juga aman-aman saja. Mungkin karena keberuntungan aja. padahal yaa kerjanya begitu. Santai, baca novel, online. Jarang ada seriusnya. Kalau seandainya Risti pun ingin serius pasti ditertawai sama teman-temannya. Jadi ya nggak jadi terus Risti mau berubah.

Dalam rangka ulang tahun sekolahnya, SMA Pembangunan mengadakan berbagai macam kegiatan. Ketika Risti, Mariy, dan Jiya melintasi koridor sekolah. Langkah mereka terhenti didepan papan pengumuman. Dibacanya papan pengumuman itu dengan saksama. Mata mereka mencari-cari pengumuman yang ter update

“Ada lomba nulis cerpen Ris” kata Mariy

“Iya, gue juga baca.” Jawab Risty.

“Ikut aja Ris. Lumayan kan kalo menang. “ kata si Mariy lagi

“Nggak ahh. Males.” Jawab si Risti.

“Ayolaah Ris. Lo kan sering nulis cerpen kalo dikelas metik dulu. Kalo males dengerin bapaknya ngomong. Udah ikut aja.” Desak Mariy lagi. Risti tampak sedang berpikir.

“Udah ikut aja. Lumayan bisa nambahin kas kelas ” sambung Jiya yang sejak tadi hanya diam.

“Iya Ris. Lagian biar kita-kita ini sedikit dianggap dikelas karena punya prestasi dan bakat masing-masing.” Kata Mariy lagi. Risti masih tampak berpikir. Mungkin bener juga apa kata mereka. Kapan lagi dia mau nunjukin bakatnya itu. Dan akhirnyaa dia beneran ikut lomba menulis cerpen itu. Dengan desakan teman-temannya dia pun didaftarin sama Mariy dan Jiya.

Hari H saat lomba itu berlangsung. Dihari dimana Risti harus memutar keras otaknya. Karena nggak tau kenapa, otaknya seperti nggak ada isinya. Pemikirannya jadi nggak berbobot begini. Malah terkesan seperti curhatan belaka. Dengan penuh kepasrahan dicoba digerakkanya tangannya, rangkaian kata demi kata mulai tersusun diatas kertas folio didepannya. Tangan yang tadinya tergagap-gagap menulis kini sudah mulai cepat dibimbing dengan imajinasinya.

2 Jam setlah itu. Tanda berakhirnya waktu menulis berbunyi. Diletakkannya kertasnya diatas meja dan diringkasinya barang-barangnya.

Beberapa hari setelah itu. Setelah upacara hari senin entah kenapa pemimpin upacara tak langsung membubarkan kami. Ternyata ada pengumuman. WHAT? Pengumuman lomba cerpen. Tapi perasaan Risti biasa saja.

Ketika Panitia menyebutkan pemenangnya. Juara 1 Risti Anindra XII IPA 2. Sontak barisan XII IPA 2 hebohnya bukan main. Lagi-lagi kelas mereka meraih kemenangan. Apalagi seorang Risti yang menyumbangkan kemenangan itu buat mereka.

“Bener kan Ris apa yang gue bilang.” Kata Mariy puas. Risti pun hanya senyum-senyum panuh kebanggaan.

Terang saja. semenjak kemenangannya hari itu. Dia memang sedikit lebih dipandang dikelasnya. Dan itu membuat Risti senang.

Jumat, 12 November 2010

when i :(

Diposting oleh V.I.P di 00.59 0 komentar
Menyebalkan sekali diperlakukan seperti ini.
keegoisan lo ngebuat gue makin ilfeel.
pliss donk. i just wanna to understand. if u have another girlfriend
i'm truly grateful. but dont like this. dont have quietly.
pleasee. dont hurt me againnnn TT.TT

Produk GAGAL

HAHAHAHA

Produk gagal. kue buatan gue. haha. mau ketawa ngakak liat hasilnya. siapa suruh buat tanpa perencanaan.benar-benar menggelikan. wahahahahahha. ihh. malu gue ahh. LOLROFLMAO

21 November 2010


haha :p


jump..jumpp.. jump xDD

soul..soull..soull

humphhh. hari ini mengasyikkan teman". saya senang punya teman kayak kalian. makasih buat yang udah nyeburin gue ke laut. 21 november 2010 with soulerr. bakar" biarpun gajelas rasanya. yaa. makasi deh yang uda susah" masaknya. es kelapa yang nggak semanis gue. *haha* makasi juga yang uda bawa *soalnya gratis*. dari proses awalnyaa, dipanjat duluu, dibelah, dikerokin dan tetek bengeknya itu yang merepotkan. dan maap kalo gue datengnya telatt, dan pulangnya duluaann. itupun gue udah kedinginan banget xDD
Atraksi cebur"an yang melelahkan. dari tayangan perdana, nyeburin yang paling ringan diantara kita Raudhatun "odah" nissa itu. sukses abis karena gag ada perlawanan. yang keduaa, ketigaa, keempat, kelima dan seterusnyaa gue nggak inget itu siapaa. soalnya beruntun tuh yang diceburin. sampe akhirnya hampir kami semua basah. hanyalah Angela V.P , Ety Kuswardianty, Islami Jihadiah, dan si bendahara kelas Enny Tri Utamii yang belum basah. walopun gue uda basah sebenrnya *celananya doank tapi* . ternyata mereka nggak terima.
giliran gue udah nggak bisa berkutik lagi. dari yang paling besar badannya nyeret gue. didorong-dorongnyaa, dipegang sekuat tenaga, dan diangkatnyalah badan gue yang lumayan big ini. perlawanan demi perlawanaan, sudah memberontak sekuat tenaga. tapi gue tetep kalah sama mereka. waktu mereka ngangkat gue dan leluasa nyeburin gue ke laut. huh. basah semua. merekaa menyebalkan.
Tapiii. makasiiihh banget buat moment ini. gue nggak akan lupain. hari ini asik banget. sayang semua anggota souler nggak bisa ikut. kalo nggak pasti bakal seru banget. ditunggu yaa kisah beginii selanjutnya soulerr. love u alll xDD

Kisah Indah di Penghujung SMA

teeeettt…teeettt..teeeett” bel masuk SMA Pembangunan berbunyi. Tapi Risti masih saja dijalan sambil menghabiskan sarapannya yang nggak sempat dimakannya.

“Pasti telat” dumel Risti dalam hati. Alhasil benar saja. Baru masuk gerbang sekolah. Jam digital sebesar papan reklame yang sengaja ditaruh oleh Pak Satpam yang ngerri abis itu tepat didepan gerbang menunjukkan jam 07.35. Sekolahnya tercinta, yang sangat disiplin dan benar-benar akan memberikan hukuman bagi siswa-siswinya yang tidak datang tepat jam 07.30

Maksud hati ingin menyelinap masuk tanpa ketahuan sama si Pak Satpam, Risti berjalan pelaaannn sekali dengan gerakan mengendap-ngendap seperti maling. Buru-buru dia melangkah, tapi tetap sajaa.

“Hehhh. Kamu yang pake tas merah.Mau kabur yaa.” Teriak Pak Satpam lantang. dengan tatapan yang puas tetapi mematikan itu. Untung saja bukan untuk pertama kalinya ini dia telat. Jadi nggak perlu pucat ngeliat itu mukanya Satpam.

“HHrrrggh. Sial. Kok itu bapak tau aja sih” dumel Risti pelan, dan perlahan dia membalikkan badannya. Dilihatnya Satpam yang sudah mengabdi pada SMAnya ini sudah entah berpuluh-puluh tahun lamanya.

“Ehh. Bapak.” Jawab Risti nyengir.

“Cepat tulis namamu didaftar telat” kata Pak Satpam sangar.

“Yaahh. Si Bapak, baru juga telat 5 menit pak. Kalo Bapak nggak nyandra saya disini sekarang. Mungkin saya uda duluan masuk kelas daripada guru saya Pak. “ Jawabnya buang malu.

“Aaahh. Nggak ada alasan. Pokoknya cepat tulis nama kamu. Lalu pungut sampah yang ada disekitar ruang Kepala Sekolah. Baru saya beri kamu surat ijin masuk” Kata si Pak Satpam. Hhrrggh. Apa mau dikata. Dengan gesit dia memungut sampah disekitar ruang Kepseknya itu Yaa. Formalitas aja lah. Satu dua biji sampah dipungutnya. Lalu dia cepat-cepat menghampiri itu Pak Satpam.

“Pak. Udah” katanya singkat.

“Hmm. Yasudah. Ini surat masuknya” jawab si Pak Satpam seraya memberikan secarik kertas yang nggak lebih besar dari kartu pelajarnya.

“Makasih Pak.” Ucap Risti berpura-pura berterima kasih dengan senyum yang dipaksakan. Padahal didalam hatinya dongkol banget. Cepat-cepat dia berlari secepat mungkin. berlari menuju ke kelasnya XII IPA 2.

Dengan langkah tergopoh-gopoh dia masuk kekelasnya. Mengetuk pintu. Tentu saja Bu Ningsih guru fisikanya udah nyampe duluan, dan untungnya pas masuk pas absen Risti yang disebut, jadi nggak masuk hitungan terlambat dh. *bersyukur banget*.

Sambil mendengarkan Bu Ningsih menjelaskan. Matanya menangkap sesuatu di laci temannya yang duduk didepanya. Buku kecil dan tipis.

“Ehh. Chaa.” Chacha pun menoleh.

“Kenapa?” Tanya Chacha.

“Liat buku yang dilaci mu donk” kata Risti setengah berbisik. Chacha pun memberikan buku itu ke Risti.

Dipandangi buku itu oleh Risti. Ohh. Ternyata ini novel pikir Risti. Tipis banget, kecil lagi. Kalau dia mau membacanya paling sebentar aja. Pikir Risti. Dari jendela SMP karangan Mira W. dilihat dari covernya nggak menarik, Cuma gambar jendela, dibaca sinopsisnya juga nggak menarik-menarik banget.

Karena keboringannya belajar Fisika. Dibacanyalah novel itu, dan lama-lama dia tertarik juga untuk meneruskannya. Sampai jam pulang sekolah tiba, novel itu tak kunjung juga selesai. Mau dibawa pulangnya, tapi Chacha belum selesai juga bacanya. Yaa. Diterusin besok aja deh, pikir Risti.

Keesokan harinya, Risti nggak telat lagi kesekolah. Dia kapok dikerjain sama itu Pak Satpam. Teman-temannya yang kemarin melihat Risti membaca novel jadi ikut-ikutan. Humphzz. Dasar pelajar, waktunya belajar malah baca novel, Risti jadi tertawa sendiri, melihat satu gengnya dia semua baca novel dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Risti masih dengan Dari Jendela Smp nya itu, Mariy teman sebangkunya yang baca novel dengan tebal 285 halaman berjudul Cewek , dan Jiyaa yang konsen dengan Be My Sweet Darling novel kepunyaan Risti. 3 orang sekawan yang sudah sekelas dari masih kelas 1 SMA sampai mereka mau lulus begini. Yang selalu masuk kelas yang katanya unggulan, padahal ya beginilah kerjaan mereka, hanya selalu santai tanpa memikirkan beban mereka yang sebenarnya berat banget. Risti, Mariy, dan Jiya duduk berjajar membaca novel dikelas. Konsentrasi pada buku yang dibaca mereka masing-masing dengan ekspresi yang aneh-eneh pula.

“Iiiihh. Aku nggak suka nih sama Marshanya. Gaya betul.” Celetuk Jiya yang geram membaca novel yang dipegangnya itu.

“Iya nih Ya. Ini novel juga ngeselin ceritanya. Nggak jelas tau-tau kok begini.” Sambung Risti yang juga geram membaca novelnya mba Mira W ini. sedangkan Mariy adem ayem aja

Baca novelnya yang Cewek . novel karangan mba Esti Kinasih itu emang Top Care deh. Soalnya Risti sama Jiya udah pernah baca novel itu, dan emang ceritanya seru abis.

Beberapa jam kemudian, mereka masih dengan kesibukan yang sama. Ketidakadaan guru membuat mereka semakin leluasa membaca. Tanpa menghiraukan sekitar. Mereka tetap saja membaca. Risti bahkan bacanya sambil senyum-senyum sendiri. Sampai keheningan yang Cuma dimiliki mereka bertiga pun terpecah.

“Aaahhh. Apa-apaan novel ini. kok nggak ngenakin betul endingnya. Nggak jelas.” Keluh Risti sambil ngomel-ngomelm sendiri yang sudah selesai duluan bacanya. Kedua temannya itu tidak menghiraukannya karena sedang seru-serunya dengan novel masing-masing.

Begitulah kegiatan anak IPA 2 yang 3 orang itu. Belajar malas, turun sekolah pun juga hanya seperti formalitas. Tapi kenapa masuk kelas unggulan. Mereka sadar sebenarnya, nggak pantes mereka masuk dikelas itu. Terutama Risti, dia nggak punya prestasi yang menunjang masuk dikelas itu. Tapi kenapa selalu masuk, dan kenapa nilainya juga aman-aman saja. Mungkin karena keberuntungan aja. padahal yaa kerjanya begitu. Santai, baca novel, online. Jarang ada seriusnya. Kalau seandainya Risti pun ingin serius pasti ditertawai sama teman-temannya. Jadi ya nggak jadi terus Risti mau berubah.

Dalam rangka ulang tahun sekolahnya, SMA Pembangunan mengadakan berbagai macam kegiatan. Ketika Risti, Mariy, dan Jiya melintasi koridor sekolah. Langkah mereka terhenti didepan papan pengumuman. Dibacanya papan pengumuman itu dengan saksama. Mata mereka mencari-cari pengumuman yang ter update

“Ada lomba nulis cerpen Ris” kata Mariy

“Iya, gue juga baca.” Jawab Risty.

“Ikut aja Ris. Lumayan kan kalo menang. “ kata si Mariy lagi

“Nggak ahh. Males.” Jawab si Risti.

“Ayolaah Ris. Lo kan sering nulis cerpen kalo dikelas metik dulu. Kalo males dengerin bapaknya ngomong. Udah ikut aja.” Desak Mariy lagi. Risti tampak sedang berpikir.

“Udah ikut aja. Lumayan bisa nambahin kas kelas ” sambung Jiya yang sejak tadi hanya diam.

“Iya Ris. Lagian biar kita-kita ini sedikit dianggap dikelas karena punya prestasi dan bakat masing-masing.” Kata Mariy lagi. Risti masih tampak berpikir. Mungkin bener juga apa kata mereka. Kapan lagi dia mau nunjukin bakatnya itu. Dan akhirnyaa dia beneran ikut lomba menulis cerpen itu. Dengan desakan teman-temannya dia pun didaftarin sama Mariy dan Jiya.

Hari H saat lomba itu berlangsung. Dihari dimana Risti harus memutar keras otaknya. Karena nggak tau kenapa, otaknya seperti nggak ada isinya. Pemikirannya jadi nggak berbobot begini. Malah terkesan seperti curhatan belaka. Dengan penuh kepasrahan dicoba digerakkanya tangannya, rangkaian kata demi kata mulai tersusun diatas kertas folio didepannya. Tangan yang tadinya tergagap-gagap menulis kini sudah mulai cepat dibimbing dengan imajinasinya.

2 Jam setlah itu. Tanda berakhirnya waktu menulis berbunyi. Diletakkannya kertasnya diatas meja dan diringkasinya barang-barangnya.

Beberapa hari setelah itu. Setelah upacara hari senin entah kenapa pemimpin upacara tak langsung membubarkan kami. Ternyata ada pengumuman. WHAT? Pengumuman lomba cerpen. Tapi perasaan Risti biasa saja.

Ketika Panitia menyebutkan pemenangnya. Juara 1 Risti Anindra XII IPA 2. Sontak barisan XII IPA 2 hebohnya bukan main. Lagi-lagi kelas mereka meraih kemenangan. Apalagi seorang Risti yang menyumbangkan kemenangan itu buat mereka.

“Bener kan Ris apa yang gue bilang.” Kata Mariy puas. Risti pun hanya senyum-senyum panuh kebanggaan.

Terang saja. semenjak kemenangannya hari itu. Dia memang sedikit lebih dipandang dikelasnya. Dan itu membuat Risti senang.

when i :(

Menyebalkan sekali diperlakukan seperti ini.
keegoisan lo ngebuat gue makin ilfeel.
pliss donk. i just wanna to understand. if u have another girlfriend
i'm truly grateful. but dont like this. dont have quietly.
pleasee. dont hurt me againnnn TT.TT
 

This is mee :)) Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez